Minggu, 01 November 2015

Ilmu Alamiah Dasar, metode ilmiah

METODE ILMIAH
 
BERPIKIR ILMIAH

Manusia hidup pasti berfikir, karena manusia dibekali akal dan fikiran yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Dengan akalnya, manusia dapat mengembangkan pemikirannya sehingga mampu untuk memecahkan masalah dan mampu mencapai tujuan hidupnya. Ketika manusia lahir ke dunia belum dapat melakukan sesuatu hingga mereka dewasa dapat melakukan apa yang diinginkan, selama itu pula mereka akan berfikir untuk menuju proses pendewasaan dan menciptakan ilmu-ilmu baru untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

 

1.      Pengertian Berfikir Ilmiah

Pengertian berfikir ilmiah menurut para ahli yaitu :

a.       Menurut Jujun S.Suriasumantri. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi.

b.      Menurut Salam (1997:139): Berfikir ilmiah adalah proses atau aktivitas manusia untuk menemukan/mendapatkan ilmu. Berfikir ilmiah adalah proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.

c.       Menurut Eman Sulaeman. Berfikir ilmiah merupakan proses berfikir/pengembangan pikiran yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah yang sudah ada.

d.      Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah 2006:118). Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.

Dapat disimpulkan bahwa berfikir ilmiah merupakan kegiatan otak atau akal manusia untuk berfikir dengan tepat dan cermat untuk memperoleh pengetahuan yang disertai dengan bukti dan fakta yang ada.

2.      Sarana Berfikir Ilmiah

Sarana berfikir ilmiah merupakan alat bagi kegiatan ilmiah untuk membantu langkah-langkah ilmiah mendapatkan kebenaran. Sarana berfikir ilmiah merupakan suatu alat, yang artinya dengan alat tersebut membuat manusia dapat berbuat sesuatu untuk mendapatkan ilmu baru atau teori yang lain dengan melaksanakan kegiatan ilmiah. Untuk mendapatkan ilmu tersebut diperlukan sarana berfikir ilmiah supaya terlaksana secara baik dan teratur.

Suriasumantri (2003:167) menyebutkan bahwa sarana berfikir ilmiah ada 4, yaitu : bahasa, logika, matematika, dan statistika. Sarana berpikir ilmiah berupa bahasa sebagai alat komunikasi verbal untuk menyampaikan jalan pikiran kepada orang lain, logika sebagai alat berpikir agar sesuai dengan aturan berpikir sehingga dapat diterima kebenarannya oleh orang lain, matematika berperan dalam pola berpikir deduktif sehingga orang lain lain dapat mengikuti dan melacak kembali proses berpikir untuk menemukan kebenarannya, dan statistika berperan dalam pola berpikir induktif untuk mencari kebenaran secara umum.
Hal-hal yang perlunya diperhatikan dari sarana berfikir ilmiah ada dua. Pertama, sarana ilmiah bukanlah ilmu melainkan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah. Kedua, tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik.

 

METODE ILMIAH

 
Pengertian Metode Ilmiah

metode ilmiah adalah prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi, ilmu adalah pengetahuan yang didapap lewat metode ilmiah. Metodologi adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut. Jadi, metodologi ilmiah adalah pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode.

tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a.       Objektif, artinya pengetahuan itu diperoleh sesuai dengan objeknya atau didukung metodik fakta empiris atau dibuktikan dengan hasil pengindraan.

b.      Metodik, artinya pengertian itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol.

c.       Sistematik, artinya pengertian itu disusun dalam suatu sistem dimana satu sama lain saling berkaitan dan saling menjelaskan, sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh

d.      Berlaku umum, artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seorang atau beberapa orang saja, akan tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang konsisten.

Metode ilmiah menggabungkan cara berpikir deduktif dan cara berpikir induktif dalam membangun tubuh dan pengetahuannya.

Cara berpikir deduktif adalah cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum. Sedangkan cara berpikir induktif terkait dengan empirisme, dimana dibutuhkan fakta-fakta yang mendukung. Oleh karena itu, cara berpikir induktif berdasarkan pada skriteria kebenaran korespondensi/teori korespondensi.

Dengan metode ilmiah pendekatan rasional digabungkan dengan pendekatan empiris. Secara sederhana hal ini berarti semua teori ilmiah harus memenuhi 2 syarat utama, yaitu sebagai berikut:

a.       Harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yan menunjukkan tidak terjadinya kontradiksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan.

b.      Harus cocok dengan fakta-fakta empiris, sebab teori yang bagaimanapun konsistennya, kalau tidak didukung oleh pengujian empiris maka tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah.


Kriteria Metode Ilmiah

Metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah. Maka metode tersebut harus mempunyai kriteria berikut:

a.       Berdasarkan fakta

Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dar penelitian, baik yang dikumpulkan dan dianalisis harus berdasarkan fakta-fakta yang ada.

b.      Bebas dari prasangka

Meetode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif.

c.       Menggunakan hipotesis

Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Akan tetapi, semua kejadian harus dicari sebab akibat dengan menggunakan analisis yang tajam.

d.      Menggunakan ukuran objektif

Hipotesis harus ada untuk mengonggokan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah jalan tujuan yang ingin dicapai. Sehingga hasil yang diperoleh akan mengenai sasaran dengan cepat.

e.       Menggunakan teknik kuantitatif

Yang lazim harus digunakan, kecuali untuk atribut-atribut yang dapat dikuantifikasikan.kuntitatif yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking, rating.

 

Operasonalisme Metode Ilmiah

merupakan langkah-langkah atau tahapan-tahapan dalam kegiatan ilmiah yang dapat dijadikan syarat/cara dalam metode ilmiah. Seluruh tahapan harus ditempuh agar suatu penelaahan dapat disebut ilmiah. Metode ilmiah hanya dapat diterapkan pada ilmu IPA dan IPS saja, dan tidak bisa diterapkan pada ilmu matematika dan sastra.

Adapun langkah-langkah operasional metode ilmiah tersebut adalah :

1.    Perumusan masalah,  

Yang dimaksud dengan masalah disini adalah merupakan pertanyaan apa, mengapa, atau bagaimana tentang obyek yag diteliti. masalah itu harus jelas batas-batasnya serta dikenal faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2.    Penyusunan hipotesis,

Yang dimaksud hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yangtelah ditetapkan.Dengan kata lain, hipotesis merupakan dugaan sementara yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai jawaban semntara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya.

3.    Pengujian hipotesis,

Yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk memperlihatkan apakah tedapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.

 4.   Penarikan kesimpulan,

Penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisi dari fakta(data0 untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak) hipotesis itu dapat diterima bila fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan hipotesis. Hipotesis yang diterima merupakan suatu pngetahuan yang kebenarannya telah diuji secra ilmiah, dan merupakn bagian dari ilmu pngetahuan.

 

 

Keterbatasan Dan Keunggulan Metode Imiah

       Dengan metode ilmiah dapat dihasilkan pengetahuan ilmiah. Kita ketahui bahwa data yang digunakan untuk mengambil kesimpulan ilmiah itu berasal dari pengamatan. Kita melakukan pengamatan dengan panca indera yang juga mempunyai keterbatasan kemampuan untuk menangkap suatu fakta. Jadi, kemungkinan keliru dari penangkapan panca indera tetap ada. Oleh karena itu, semua kesimpulan lmiah atau kebenaran ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pengetahuan alam(IPA), bersifat tntatif. Artinya, sebelum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak kesimpulan itu, maka kesimpulan itu dianggap benar. Sebaliknya, kesimpulan ilmiah dapat menolak kesimpulan ilmiah terdahulu menjadi kebenaran yang baru.

       Tidak demikian halnya dengan pengetahuan yang didapat dari wahyu Ilahi. Kebenaran dari pengetahuan ini bersifat mutlak. Artinya, tidak berubah sepanjang masa. Metode ilmiah tidak sangup menjangkau untuk menguji adanya tuhan. Metode ilmiah jua tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan berkenaan dengan baikdan buruknya atau sistem nilai serta tidak dapat menjangkau tentang seni dan keindahan.

       Keunggulan mertode ilmiah terkandung dalam sifat objektif, metodik, sistematik, dan berlaku untuk umum merupakan ciri khas pengetahuan ilmiah yang akan membimbing kita pada sikap ilmiah yang terpuji.

A.    Metode Pencaarian Kebenaran Dalam Islam

       Beberapa definisi kebenaran dapat kita kaji bersama dari beberapa sumber, antara lain, kamus umum bahasa indonesia (purwadarminta), arti kebenaran yaitu:

1.         Keadaan yang benar (cocok dengan hal atau keadaan seasungguhnya).

2.         Sesuatu yang benar (sungguh-sungguh ada, betul demikian halnya).

3.         Kejujuran, ketulusan hati.

4.         Selalu izin, berkenan.

5.         Jalan kebetulan.

Menurut teori kebenaran metafisik/ontologis, kebenaran adalah kualitaas individual atas objek, ia merupakan kualitas primer yang mendasari realitas dan bersifat objektif, ia didapat dari sesuatu itu sendiri. Kita memperolehnya melalui intensionalitas, tidak diperoleh dari relasi antara sesuatu dengan sesuatu, misal kesesuaian antara pernyataan dengan fakta. Dengan demikian, kebenaran metafisis menjadi dasar kebenaran epistemologis, pernyataan disebut benar kalau memang yang mau dinyatakan itu sungguh ada.

      

       Sedangkan menurut noeng muhajir, eksistensi kebenaran dalam aliran filsafat yang satu berbeda dengan aliran filsafat lainnya. Positifisme hanya mengakui kebenaran yang dapat ditangkap secara langsung atau tidak langsung lewat indera. Idealisme hanya mengakui kebenaran dunia ide, materi itu hanyalah bayangan dari dunia ide. Sedangkan islam berangkat dari eksistensi kebenaran bersumber dari Allah S.W.T. wahyu merupakan eksistensi kebenaran yang mutlak benar. Eksistensi wahyu merupaka kebenaran mutlak, epistemologinya yang perlu dibenahi, juga model logika pembuktiannya, model logika yang dikembangkan didunia islam adalah logika formal aristoteles dengan mengganti pembuktian materil/substansial, dan pembuktian kategorik dengan pembuktian probabilitas.

       Lebih jauh noeng mujahir menawarkan epistemology berangkat dari dua postulat, pertama semua yang ghaib (zat Allah, alam barzah, surga dan neraka) itu urusan Allah, bukan kawasan ilmu, sedangkan alam semesta dengan beribu galaksi yang terbentang dimuka kita adalah kawasan ilmu yang dapat kita rambah, kedua manusia itu makhluk lemah dibanding kebijakan Allah, sehingga kebenaran mutlak dari Allah tidak tertangkap langsung oleh pikiran manusia.

       Pandangan ibnu rusyd yang menyatakan bahwa jalan filsafat merupakan jalan terbaik untuk mencapai kebenaran sejati dibanding jalan yang ditempuh oleh ahli agama, telah memancing kemarahan pemuka agama, sehingga mereka meminta kepada khalifah yang memerintah di spanyol untuk menyatakan ibnu rusyd sebagai atheis.

       Dengan menggunakan berbagai pendekatan kebenaran dalam mendapatkan pengetahuan, maka dibutuhkan berbagai kriteria kebenaran yang disepakati secara konsensus, baik dengan cara mengadakan penelitian atau mengadakan perenungan. Dalam pendekatan ini dibedakan menjadi dua pendekatan kebenaran, yaitu kebenaran ilmiah dan kebenaran non-ilmiah. Kebenaran ilmiah itu berdasarkan kerakteristik penelitian ilmiah. Sedangkan kebenaran non-ilmiah antara lain:

ü  Kebenaran karena kebetulan: kebenaran yang didapat dari kebetulan dan tidak ditemukan secara ilmiah, tidak dapat diandalkan karena terkadang kita tertipu dengan kebetulan yang tidak bisa dibuktikan. Misalnya, radio tidak ada suaranya, dipukul, kemudian bunyi.

ü  Kebenaran karena akal sehat (common sense): akal sehat adalah serangkaian konsep yang dipercaya dapat memecahkan masalah secara praktis. Contoh kepercayaan bahwa hukuma fisik merupakan alat utama untuk pendidikan adalah termasuk kebenaran akal sehat. Akan tetapi, cara itu menurut penelitian psikologi membuktikan hal tersebut tidak benar, bahkan lebih membahayakan masa depan peserta didik.

ü  Kebenaran intuitif: kebenaran yang didapat dari proses luar sadar tanpa menggunakan penalaran dan proses berikir.

ü  Kebenaran karena trial dan error: kebenaran yang diperoleh karena mengulang-ulang pekerjaan, baik metode, tekhnik, materi dan parameter-parameter sampai akhirnya menemukan sesuatu.

ü  Kebenaran spekulasi, kebenaran karena adanya pertimbagan meskipun kurang dipikirkan secara matang, dikerjakan penuh resiko, relative lebih cepat dan biaya lebih rendah.

ü  Kebenaran agama dan wahyu: kebenaran mutlak (asasi dari allah dan rasulnya). Al-qur’an sebagai wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad S.A.W diyakini kebenarannya bagi kaum muslimin tetapi tidak diyakini oleh non-muslimin.

       Dengan mengetahui kebenaran berdasarkan pendekatan non-ilmiah paling tidak kita telah dapat membedakan segala kebenaran yang berada dimasyarakat tersebut tidak teruji secara ilmiah sehingga sulit untuk dipertanggung jawabkan.

       Kebenaran ditinjau dari pendekatan ilmiah, yaitu:

Kebenaran ilmiah muncul dari hasil penelitian ilmiah, artinya suatu kebenaran tidak mungkin muncul tanpa adanya tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk memperoleh pengetahuan ilmiah. Tahapan dalam penelitian untuk mendapatkan kebenaran adalah penelitian, kebenaran, ilmu pengetahuan, proses dan hasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar